Vihara Mahasampatti
  2019-07-08 01:58:46
SPD Day 19 (03 Mei '19)

Melihat ke Dalam Diri, Berbenah di Rumah Sendiri Oleh: B. Cirajayo Salah satu kebiasaan buruk manusia adalah mudahnya mengomentari, menanggapi apa yang ada di luar. Sering melihat orang lain dan memberi penilaian darinya, sehingga tidak jarang membuat kekotoran batin menjadi bertambah. Dari melihat atau pun mendengar, sangat mungkin untuk muncul ketidaksukaan. Jika terus dibiarkan ada di dalam batin, akan berkembang menjadi kebencian. Oleh karenanya, daripada mengomentari apa yang ada di luar, lebih baik untuk melihat ke dalam, mengoreksi diri sendiri terlebih dahulu. Kita tidak mungkin menundukkan yang di luar, tetapi kita bisa menundukkan pikiran sendiri. Melihat ke dalam diri, berbenah di rumah sendiri. Siapapun ingin bahagia. Semua itu tentu dimulai dari dan oleh diri sendiri. Diri sendiri adalah subjek sekaligus objek yang harus dibenahi, bukan objek luar. Jika terbiasa melihat keluar, sulit untuk dapat mengarahkan batin, melihat ke dalam, sehingga tidak akan ada perbaikan untuk diri sendiri. Akibatnya, sampai kapan pun kebahagiaan yang diharapkan tidak dapat dirasakan. Dengan mampu melihat ke dalam, akan dapat mengetahui kesalahan atau hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Dari situlah akan ada perbaikan untuknya. Dalam khotbahnya, Sang Buddha menyampaikan, ada 4 usaha yang sepatutnya dilakukan supaya kita menjadi lebih baik ( Padhānasutta, AN. 4.69). 1. Saṃ­varap­pa­dhā­na Usaha untuk mengendalikan. Mengendalikan hal buruk yg belum muncul, jangan sampai muncul. 2. Pahānap­pa­dhā­na Usaha untuk meninggalkan hal buruk yang sudah dilakukan supaya tidak terus berkembang. 3. Bhāva­nāp­pa­dhā­na Usaha untuk mengembangkan. Memunculkan hal-hal baik yang belum pernah dilakukan. 4. Anurak­kha­ṇāp­pa­dhā­na Usaha untuk mengendalikan. Mempertahankan dan mengembangkan perbuatan-perbuatan baik yang pernah dilakukan supaya tidak merosot. Wujud nyata dari belajar dan praktik Dhamma adalah kerendahan hati dan bukan untuk mencela orang lain. Karenanya, gunakanlah Dhamma untuk memperbaiki diri sendiri, menaklukkan dan melenyapkan musuh di dalam diri, yaitu kotoran batin.